- PENGERTIAN
Konflik Dalam Kepemimpinan |
Pada intinya situasi konflik terjadi karena
adanya
“ Perbedaan pendapat dan atau perbedaan
persepsi diantara dua orang atau lebih , atau antar bagian, dimana perbedaan
persepsi tersebut diekspresikan secara terbuka dan mengakibatkan rasa frustrasi
dan ketidaknyamanan “
- TEORI KONFLIK
Kegagalan pemimpin dalam menjalankan salah satu fungsinya dapat
dipastikan akan menumbuhkan konflik di dalam organisasi, dan tidak ada satupun
pemimpin yang organisasinya terjebak dalam suasana konflik yang berlebihan.
Secara ilmiah terdapat tiga
pandangan tentang konflik :
1, Pandangan tradisional pandangan kelompok
ini menyatakan semua bentuk konflik tidak baik. Dikatakan tradisional karena
merupakan pandangan paling lama mendomisili pemikiran tentang konflik dan
kehidupan organisasional. Adanya situasi konflik dalam organisasi dipandang
secara negatif karena dapat berakibat tindak kekerasan, pengrusakan, dan
berbagai bentuk tindakan yang tidak rasional.
Faktor yang dapat menjadi sumber konflik dlm
organisasi :
- Komunikasi di dalam organisasi tidak
berjalan efektif
- Tidak adanya transparansi satu sama lain (
antar satuan kerja atau antar personil )
- Tidak
adanya saling percaya mempercayai satu sama lain
- Kelompok pimpinan tidak responsif terhadap
keluhan dan kebutuhan atau aspirasi yang berkembang pada arus bawah
2, pandangan keperilakuan kelompok ini mengatakan bahwa konflik
merupakan hal yang alami dan normal. Konflik selalu akan terjadi dalam
interaksi antara manusia sebagai individu dengan individu lain, dan antara satu
kelompok dengan kelompok lainnya. Munculnya konflik merupakan suatu hal yang
tidak mungkin dicegah, sikap terbaik adalah menerima konflik sebagai suatu
kenyataan.
-
Tidak berarti membiarkan konflik terus berlangsung tanpa upaya apa-apa untuk
mengatasinya
-
Upaya mencari solusi untuk mengatasi konflik harus di tempuh.
- Setidaknya
harus diupayakan agar dampak negatif dari konflik tidak terlalu besar bagi
kehidupan organisasi
-
Suatu konflik dapat diatasi dengan baik, maka penyelesaian tersebut dapat
berakibat pada meningkatnya dinamika individu dan dinamika kelompok dalam
organisasi bersangkutan
3, pandangan interaksional kelompok ini
berpendapat bahwa konflik merupakan hal yang baik. Karena dianggap baik, maka
timbulnya konflik justru perlu didorong, sebab tanpa adanya konflik kehidupan
organisasi akan diwarnai oleh berbagai sikap:
- Apatis - Anti terhadap
perubahan
- Daya fikir inovatif n kreatif mati - Rasa aman berlebihan
- Rasa puas berlebihan - Cara bertindak
terlalu kompromistis
3, TEKNIK MENGATASI KONFLIK
Konflik merupakan situasi yang sulit
dihindarkan
Apabila terjadi dalam satuan waktu lama
dan berakibat negatif dalam kehidupan organisasional
Maka konflik harus dikelola, diatasi
bahkan kalau memang tidak membawa manfaat ditutup cela kemungkinannya muncul
dalam kehidupan organisasional
Cara dan teknik yang dipakai
pemimpin mengatasi konflik:
1, Kompetisi
Persaingan
sehat antara individu dlm satu kelompok kerja dan antar kelompok dlm satuan
kerja merupakan daya dorong yang kuat untuk meningkatkan prestasi kerja,
produktivitas dan inovasi bagi pekerja tertentu.
Satu-satunya
alasan untuk mendorong persaingan berlangsung adalah kepentingan organisasi,
bukan kepentingan pribadi.
Kompetisi
harus diartikan sebagai usaha berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik bagi
organisasi.
Berlomba menghindari perbuatan negatif bagi
organisasi.
Teknik kompetisi dapat efektif
mengatasi masalah jika :
1, Organisasi menghadapi keadaan
darurat, oleh karena itu diperlukan tindakan cepat, misal perlu ada keputusan
yang sifatnya segera
2, Terdapat hal-hal genting dan
menuntut diambilnya tindakan tidak populer ( pengurangan dana, penegakkan
disiplin secara ketat )
3, Ada masalah sensitive
menyangkut kelangsungan hidup organisasi
Pemanfaatan
teknik kompetisi dalam bentuk dorongan persaingan dianggap tepat jika
organisasi berada dalam kondisi kritis, para anggota organisasi diharapkan
dapat berbuat segala sesuatu yang memungkinkan teratasinya situasi krisis
tersebut.
2,Kolaborasi
Kolaborasi antara
individu dan antara kelompok dalam organisasi dapat bermanfaat dan efektif,
jika situasi yang dihadapi sbb:
- Memerlukan ditemukannya jalan keluar dalam hal terdapat dua kepentingan
yang terlalu penting untuk dikompromikan
- Sasaran yang ingin dicapai menumbuhkan keinginan pihak yang terlibat
- Konflik yang dihadapi menuntut penggabungan berbagai pandangan yg
berawal dari persepsi yg berbeda.
- Situasi menuntut adanya komitmen berbagai pihak sehingg berbagai
kepentingan menjadi kebersamaan
- Hubungan kerja terganggu karena adanya persepsi yang berbeda-beda.
Teknik
kolaborasi dianggap efektif jika penyebab utama munculnya konflik adalah adanya
persepsi yang tidak tepat diantara anggota organisasi, terutama dalam memahami
mana kepentingan kelompok dan mana kepentingan individu.
Dengan meluruskan persepsi yang berbeda-beda ,
kesamaan pendapat tentang kebersamaan dan kepentingan organisasional dapat
diwujudkan, yang menghasilkan kolaborasi antara berbagai pihak yang terlibat
3, Kompromi
Pimpinan
dapat mengkondisikan pihak-pihak berkonflik untuk setiap pihak bersedia
menempuh jalan kompromi.
Mengatasi
konflik melalui metode kompromi dapat efektif jika situasi konflik bersangkutan
mempunyai sifat sbb:
- Pencapaian sasaran tertentu memang penting, akan tetapi tdk sebegitu
pentingnya shg sikap tegas dan keras diperlukan
- Kekuatan lawan sama dengan kekuatan yg dimiliki sendiri sudah terikat
pada tujuan tertentu
- Pemecahan yg ingin dicapai bersifat sementara terhadap permasalahan
yang sesungguhnya kompleks
- Pemecahan harus ditemukan dengan segera, asal pemecahan itu memadai,
pihak-pihak yang berkepentingan dapat menerimanya
- Yang diperlukan adalah tindakan pengamanan, mungkin bersifat sementara
.
Setiap pemimpin
selalu cepat ingin mengetahui hasil usahanya dalam menyelesaikan situasi
konflik, dan dikatakan berhasil mengatasi konflik apabila,:
- Adanya stimulus bagi para bawahan untuk
semakin kreatif dan inovatif
- Meningkatnya perhatian dan rasa ingin
tahu di kalangan para bawahan
- Meningkatnya kemampuan para bawahan dalam
hal merumuskan dan mengemukakan pendapat mereka lebih baik
- Terjadinya penyaluran ketegangan secara
lebih santun dan lebih baik
- Terjadi perubahan persepsi, kemampuan dan
sikap perilaku pada masa yang akan datang
Pemimpin dapat
berhasil memainkan peranannya selaku mediator apabila dalam mengatasi situasi
konflik sbb:
- Tidak berkembangnya komunikasi multiarah yang berpotensi mempertajam
konflik
- Bertindak ekstra hati-hati dan selalu mengedepankan sikap rasional,
netral dan obyektif.
4, Pengelakan
Dapat efektif
apabila situasi konflik memiliki sifat sbb:
- Permasalahan yg menimbulkan situasi konflik
tidak penting, jika dipandang ada permasalahan lain yg dianggap lebih penting
dan memerlukan penanganan segera
- Pihak yg terlibat memerlukan waktu untuk
menenangkan diri dan perlu kesempatan berfikir dengan tenang guna memperoleh
perspektif yg tepat
- Kebutuhan informasi tambahan lebih penting
daripada adanya tindakan segera
- Ada orang lain yang dapat menyelesaikan konflik
itu dengan efektif diluar pihak yang sekarang terlibat
- Konflik yang sesungguhnya belum menampakkan diri
secara jelas
Jadi teknik pengelakan adalah kondisi yang memperlihatkan adanya
jenis-jenis konflik tertentu yang tidak membahayakan kelangsungan hidup
organisasi dan tidak pula terlalu mempengaruhi iklim kerja dalam organisasi
apabila pimpinan selaku mediator mengambil konflik tersebut.
5, Akomodasi
Teknik ini dipandang akan efektif jika
sbb:
- Pimpinan selaku mediator melihat bahwa salah satu pihak memang salah
dan perlu mendengar dan belajar dari orang lain
- Pihak-pihak yang terlibat terdapat perasaan bahwa ada hal-hal tertentu
yang lebih penting bagi pihak lain ketimbang pihak sendiri, berarti
mendahulukan kepuasan pihak lain harus menjadi pertimbangan utama
- Membina iklim yang memungkinkan pihak lain menerima pandangan pihak
sendiri jauh lebih penting dari tindakan segera
- Terdapat perasaan bahwa sangat penting memperkecil kerugian bagi diri
sendiri karena ternyata pihak lain lebih kuat
- Keserasian dan stabilitas dipandang sangat
penting bagi kehidupan organisasional
- Pimpinan merasa perlu memberikan kesempatan kepada para bawahan untuk
belajar dari pengalaman dan kesalahan yang diperbuatnya yang menimbulkan
situasi konflik tersebut
Jadi jelas bahwa
penyelesaian konflik dengan teknik akomodatif mendorong pemimpin untuk lebih
mengedepankan sikap mengalah kepada pihak- pihak yang terlibat dalam situasi
konflik tersebut.
Seseorang akan menjadi pemimpin yang efektif bila
:
- Hubungan
atasan dan bawahan dikategorikan baik
- Tugas yang
harus dilaksanakan/dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yg
tinggi.
- Posisi
kewenanganpemimpin tergolong kuat.
Dalam kaitan dengan kekuasaan, para pemimpin
membutuhkan kekuasaan tertentu agar
efektif, keberhasilan pemimpin sangat tergantung pada cara penggunaan
kekuasaan. Pemimpin yg efektif kemungkinan akan menggunakan kekuasaan dg cara
yang halus, hati-hati meminimalisasi perbedaan status dan menghindari ancaman-ancaman terhadap
rasa harga diri para pengikutnya/bawahannya.
Pemimpin yang efektif tidak hanya cukup memiliki
kekuasaan, tetapi perlu pula mengkaji proses-proses mempengaruhi timbal balik
yang terjadi antara pemimpin dan yang dipimpinnya.
Konplik dapat didefinisikan sebagai suatu proses
dimana sebuah usaha dibuat dengan sengaja oleh seseorang atau unit-unit kerja
untuk menghadapi pihak lain yang menghasilkan kegagalan tujuan pihaklain atau
meneruskan kepentingannya.
Cara mengatasi konflik
- Ciptakan
sistem dan laksanakan komunikasi yang efektif.
- Cegahlah
knflik yang distruktif sebelum terjadi
- Tetapkan
peraturan dan prosedur yg berlaku terutama yang menyangkut hak karyawan.
- Atasan
mempunyai peran penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul
- Ciptakan
iklim dan suasana kerja yang harmonis.
- Bentuklah
team untuk kerjasama yang baik antar kelompok atau unit-unit kerja
- Semua
pihak hendaknya sadar bahwa semua unit kerja/eselon mengharapkan mata
rantai organisasi yang saling mendukung, jangan ada yang merasa paling
kuat.
- Bina dan
ciptakan rasa solidaritas, toleransi, dan saling antar unit-unit
kerja/departemen/eselon.
0 Comment:
Posting Komentar